MENGATASI KESENJANGAN/GAP PENGETAHUAN DASAR DAN KETERAMPILAN ANTAR PESERTA DIDIK DAN MENGATASI KESULITAN PESERTA DIDIK SAAT MENGERJAKAN SOAL-SOAL BERBASIS HOTSMENGGUNAKAN MODEL PBL (PROJECT BASED LEARNING)

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star ( Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta Didik Dalam Pembelajaran

Lokasi

SMA Santa Maria 1 Bandung

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Atas

Tujuan yang ingin dicapai

Aksi 1 : Mengatasi kesenjangan/gap pengetahuan dasar dan keterampilan antar peserta didik pada materi penggunaan fitur lanjut seperti edit point, custom animation pada aplikasi Microsoft PowerPoint dengan melakukan pembelajaran berdiferensiasi.

Aksi 2 : Mengatasi kesenjangan/gap pengetahuan dasar dan keterampilan antar peserta didik pada materi pembuatan video animasi menggunakan aplikasi Microsoft PowerPoint dengan melakukan pembelajaran berdiferensiasi.

Aksi 3 : Mengatasi kesulitan peserta didik saat mengerjakan soal-soal berbasis HOTS pada materi menggunakan fitur mail merge pada aplikasi Microsoft Word dengan membuat kegiatan pembelajaran yang berbasis HOTS.

Aksi 4 : Mengatasi kesulitan peserta didik saat mengerjakan soal-soal berbasis HOTS pada materi pengintegrasian aplikasi perkantoran (Microsoft Excel dan Microsoft PowerPoint) dengan membuat kegiatan pembelajaran yang berbasis HOTS.

Penulis

Nicolas Dwiatmoko, ST

Tanggal

Aksi 1 : 10 Oktober 2023
Aksi 2 : 17 Oktober 2023
Aksi 3 : 10 November 2023
Aksi 4 : 15 November 2023

Situasi :
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Pada Siklus 1 (Aksi 1 dan 2) masalah kesenjangan/gap pengetahuan dasar dan keterampilan antar peserta didik disebabkan oleh :
1.  Tingkat kecerdasan yang lebih rendah.
2.  Minat dari peserta didik yang lebih rendah.
3.  Kualitas pembelajaran di sekolah yang masih rendah.
4.  Perbedaan kurikulum yang diterapkan di sekolah sebelumnya.

Pada Siklus 2 (Aksi 3 dan 4) masalah kesulitan peserta didik saat mengerjakan soal-soal berbasis HOTS disebabkan oleh :

1.  Kurangnya pemahaman dan pengalaman guru tentang bagaimana merancang pembelajaran berbasis higher order of thinking skills sampai pembuatan asesmennya.
2. Guru jarang memberikan pembelajaran yang dapat melatih siswa untuk berfikir kritis dan asesmen yang diberikan juga asesmen dengan tipe LOTS.
3. Pengetahuan guru terhadap konsep keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam rana berpikir kritis masih tergolong rendah, hal ini juga dilandasi oleh beberapa penyebab yaitu belum pernah mendapatkan informasi tentang konsep dan pengembangan keterampilan berpikir kreatif dalam proses pembelajaran, tingkat pendidikan, banyak guru yang tidak memiliki inisiatif untuk mengembangkan pengetahuan.

Tantangan:

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut ?

Siapa saja yang terlibat

Tantangan yang saya hadapi dalam pembelajaran ini adalah :

–      Pembelajaran berdiferensiasi menuntut guru untuk berusaha lebih keras lagi dalam pembuatan perangkat pembelajaran dan juga membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pembuatan perangkat pembelajaran.
–      Kurangnya pemahaman guru terkait pengembangan pembelajaran yang berbasis HOTS.
–      Waktu yang terbatas membuat guru merasa kekurangan waktu dalam mengembangkan pembelajaran yang berbasis HOTS.

Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan berbagai pihak meliputi bapak kepala sekolah, siswa/siswa, rekan guru dan teman sejawat. Koordinasi ini dilakukan dengan harapan dapat memperlancar proses pelaksanaan praktik lapangan sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang berlangsung di kelas.

Aksi: Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat/ Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Saat menentukan solusi untuk menghadapi masalah serta tantangan yang ada saya melakukan diskusi dengan beberapa guru  rekan sejawat, melakukan studi literatur pada beberapa artikel ilmiah yang membahas topik yang bersangkutan, dan yang terakhir juga memohon masukan dari dosen dan guru pamong berkenaan dengan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu saya siapkan. Dari langkah-langkah tersebut terwujudlah pada siklus pertama sebuah perangkat pembelajaran yang di dalam kegiatan pembelajarannya mengharuskan seorang mengadakan tes diagnostik sebelum kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan, lalu setelah hasil tes diagnostik diketahui maka dibuatlah sebuah strategi untuk mengatasi kesenjangan/gap pengetahuan serta keterampilan antar peserta didik (misalnya dengan membuat kelompok peserta didik yang terdiri dari siswa dengan kemampuan baik dan kurang).

Sedangkan pada siklus yang kedua saya sebagai seorang guru diharuskan untuk dapat membuat sebuah kegiatan pembelajaran yang berbasis HOTS, yang mana di dalam kegiatan pembelajarannya terdapat langkah-langkah pembelajaran yang tersusun secara detail, runtut, bertahap mulai dari kegiatan pembelajaran yang menuntun kemampuan berpikir peserta didik yang rendah, sedang, sampai dengan yang tinggi.

Selain itu, baik pada siklus pertama dan kedua saya juga berusaha menerapkan pendekatan PBL pada setiap kegiatan pembelajaran serta dengan juga menghadirkan beberapa inovasi seperti penggunaan aplikasi Quizziz, Canva, dan Padlet.

Dokumentasi PPL :

Refleksi Hasil dan Dampak Bagaimana dampat dari aksi Langkah-langkah yang dilakukan ?

Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif ? Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan ? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut.

Manfaat inovasi pembelajaran yang sudah dilakukan adalah membuat kegiatan pembelajaran lebih interaktif dan menarik, membuat peserta didik menjadi bisa saling bekerja sama untuk mengerjakan LKPD. Dengan pembuatan rancangan pembelajaran yang pada kegiatan akhirnya diadakan Post-Test, lambat laun peserta didik menyadari bahwa menjadi penting bagi mereka untuk serius mengikuti pembelajaran supaya dapat menjawab soal-soal post-test dengan baik.

Tantangan yang saya dapatkan adalah bagaimana memperkenalkan dan juga membiasakan peserta didik dengan soal-soal yang sudah berbasis HOTS. Agar peserta didik dapat mengerjakan soal-soal yang berbasis HOTS, maka guru perlu membuat sebuah pembelajaran yang bisa mengarahkan peserta didik untuk bisa mencapai tingkatan berpikir yang HOTS pada setiap kegiatan pembelajaran, sehingga tercipta sebuah pembiasaan pada peserta didik.

 

Leave a comment